Untukmu, yang Pernah Membersamai

Untukmu, yang pernah menjadi poin terpenting dalam hidupku setahun kebelakang. 

Terimakasih, telah menyambutku dengan sukacita. Kamu, yang memberiku dekapan hangat tanpa aba-aba. Kamu, yang memberiku senyuman lebar dalam setiap iringan waktu.


Untukmu, yang pernah singgah dalam hidup meski sejenak. Terimakasih, menjadikanku sedikit lebih kuat. Kini, pijakanku sedikit kokoh dalam melangkah bersama mimpi-mimpi yang sempat patah. Terimakasih, kamu mampu menjadi pion dan landasan ketika diri saya belum mampu menerka segala cerita hidup. Tapi kamu, datang menghampiriku membantu menopang dan merekatkan kembali mimpi yang patah.


Untukmu, yang pernah singgah. Meski sejenak kita mencipta kisah, saya tahu kamu pun sama apa yang saya rasakan. Sempat terbesit bahwa, dahulu saya belum mampu menegakkan bahuku dalam mengekspresikan ketidaksukaanku, belum mampu mengambarkan seisi hatiku, dan masih banyak hati yang retak belum tersembuhkan. Namun, kamu tetap saja memaksaku untuk sedikit lebih ego dalam menjelaskan isi hati bahkan pikiranku pun. Kamu yang perlahan memungut segala retakan yang ada disekelilingku meski kamu terlampau lelah dengan pola hidup yang sama.


Maaf, dan terimakasih.

Maaf aku sekarang lebih penakut perihal diri.


Terimakasih telah datang menghampiriku dan mendekapku saat ada rasa ketakutan serta kecemasan yang ada padaku.


Jika dilain waktu kita bertemu, aku hanya sekedar menyapamu dan memelukmu lagi.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar