Tepat dua puluh empat tahunku tumbuh pada tahun ini, saya ingin memercayai kembali bahwa saya pantas untuk melangkah dan berlarian bebas.
Sejak, saya beranjak hingga usia ini pada kehidupanku; lara semakin mendekapku dengan eratnya. Tanpa memedulikan pola pikirku.
Saya kesepian, tanpa tahu definisi sepi pada mestinya. Saya sepi berujung pada tawa yang tak pernah hidup, senyum yang tak pernah ikhlas, dan pagiku yang tak pernah baik. Saya melawan stigma bahwa saya memang tak pernah baik pada hidup sekalipun pada diriku. Begitu angkuh pada hidup yang membersamaiku sejak saya lahir hingga dua puluh empatku tumbuh.
Saya tak begitu paham. Tak paham makna hidup yang sedang saya lakoni. Apakah saya sebagai pemeran pendukung ataukah pemeran utama dalam menjalani hidup? Tak begitu paham, yang saya tahu bahwa saya memanglah hidup sejujurnya ingin melarikan diri.
Tak ada orang yang menanyaiku perihal apakah saya sedang baik-baik saja ataukah saya begitu leluasa dan bahagia pada cerita hidup ini. Nyatanya, saya tetap sendirian pada ramaiku.
0 comments:
Posting Komentar