[ PUISI ] Pergilah, Temu

 Saat dunia berpaling pada keluku,

Aku pun berani mematahkan egoku, sekali lagi.

Pada akhirnya, aku berada pada puncak pilu.

Memaki diriku,

Tak temu oleh harapan yang sirna.


Pergilah, tolong.

Aku hanya tak ingin dengar.

Sebuah penghakiman tak kasat mata,

Oleh sebaris kalimat,

Aku tak baik menjaga pola hidupku.


Aku ingin menulikan kata penuh harap.

Memaksaku terus bertumbuh, 

tanpa menenangkan diri.

Aku berupaya acuh,

Menangani hidup yang sulit ku tangani sendirian.

Tolong

Pada titik terendah pun.

Senyuman lebar menjadi senjata ampuh.





Disudut kamarku, senja

dwsrhm


Kendari, 2 Februari 2022

Continue reading [ PUISI ] Pergilah, Temu

[ REVIEW ] Aku Ingin Pulang meski Sudah di Rumah

 




Buku ini ditulis oleh Kwon Ra-bin lalu diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Buku Aku Ingin Pulang meski Sudah di Rumah terdiri dari 4 bagian, diantaranya : 1) Kebahagiaanku lebih berharga daripada apapun, 2) untukmu yang menghadapi sulitnya kehidupan, 3) jika kau tidak tahu alasan kita berpisah, dan 4) pada akhirnya kita akan jatuh cinta lagi. 


Dari sudut pandang saya, isi buku ini menarik serta ilustrasi yang dikemas cukup baik berdasarkan kisahnya. Buku ini memiliki kesan yang baik bagi saya. Mengapa? Bagi orang lain, ada dari mereka yang pulang ke rumah namun tidak menemukan kehangatan. Rumah yang mereka tempati layaknya tempat singgah dan asing. Ada perasaan tidak nyaman saat kita saling beradu pada "rumah" tersebut.


Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis. Layaknya sebuah diary yang ingin disampaikan oleh penulisnya bahwa kita tak sendirian yang merasakan perihal rasa tak nyaman tersebut. Rumah yang semestinya hangat namun terasa sepi. Pada bagian 1 dan 2 bagi saya relateable buat diri sendiri, sebab kita diajak untuk lebih jujur dan mengakui perasaan kita. Perasaan yang campur aduk, ketidaksukaan, amarah, sedih, dan segala emosi yang telah satu padu hingga menumpuk di pelupuk hati.


"Tidak apa-apa. Ini bukan tentang masalah siapa yang lebih sulit. Masalah apapun itu sudah cukup membuat kita menderita. Aku sepenuhnya memahami kesulitanmu." (Page 36)


Dari kutipan diatas, kita diberi sebuah lesson bahwa jangan pernah membandingkan kesulitan dengan orang lain. Mengapa? Sebab, kita memiliki porsi kesulitan yang berbeda dan orang lain memiliki bebannya sendiri. Lalu, untuk mengatasi hal tersebut tidak apa-apa kita sejenak untuk melarikan diri. Bukan untuk menghindar melainkan menenangkan perasaan tak nyaman pada hati sebab hidup terus berputar untuk menciptakan hidup dengan perasaan yang lebih hangat.  Kisah bisa kembali kapan saja setelah merasa siap dan menjadi lebih kuat dalam penerimaan hidup. 





Kendari, 4 Januari 2021

Continue reading [ REVIEW ] Aku Ingin Pulang meski Sudah di Rumah

Side of Mine : Proses Baik

 

source : pinterest



Kapan kita berterima kasih pada proses?

Kapan kita memeluk diri sendiri?

atau

Sudahkah kita menguatkan diri?

Sejatinya, kita luput daripada hal-hal tersebut hingga pada akhirnya melewatkan hal baik yang ada pada diri sendiri. Terpacu pada kesuksesan lalu melepas kegagalan. Bukankah sebuah kegagalan ialah proses yang baik tuk berbenah diri?

Bukan. Bukan untuk gagal dalam setiap waktu. Namun, kegagalan tak pernah lari dari hidup kita. Kegagalan tuk berproses dengan baik dalam penerimaan diri. Kita adalah manusia. Berhak menerima luka-luka. 

Tak apa.

Luka juga mengajak kita bertumbuh. Bertumbuh dengan seiringnya waktu dan mulai memahami diri dengan sebaik-baiknya.

Lalu, kita kan merindukan perasaan hangat yang membuat kita lekas membaik.
Tanpa adanya prasangka aneh.
Tepatnya, kita perlahan memiliki senyum lepas.

Kendari, 3 Januari 2022



Continue reading Side of Mine : Proses Baik