source : pinterest
Perkenalkan nama saya Wiwi. Saya adalah salah satu gadis yang tumbuh dengan baik tetapi penuh kekurangan namun memiliki seutas mimpi. Kau tahu saya tumbuh dalam kasih tak terbatas oleh kedua orang tuaku? Tentunya, saya tumbuh dengan kasih dan sayang tak terbatas olehnya ialah patut saya syukuri hingga usiaku mencapai duapuluhempat tahun.
Pada dasarnya, orang tua ingin memberikan hal terbaik dan epik untuk tumbuh kembang sang anak. Mencukupi akses pendidikan formal dan non-formal, rumah untuk bernaung, segelas teh hangat dan sesuap nasi penyambung hidup kala hidup tak sedang baik saja.
Orang tua pun semestinya memiliki dasar kuat perihal kesehatan mental dalam pernikahan, membangun sebuah keluarga yang di nahkodai oleh kepala keluarga, serta nilai religius agar semakin mempererat antar anggota keluarganya. Tapi, apakah kamu tahu sejatinya sang anak ingin diberi sebuah kepercayaan dan kebebasan untuk memilih? dalam artian, orang tua memberikan akses untuk anak mengeksplore seluruh langkahnya dalam menemukan gambaran dan tanggung jawab dalam hidupnya. Serta pilihan-pilihan yang akan hidup agar tak menjadi peragu dan tak bergantungan pada orang tua.
Hal ini yang sedang saya rasakan. Seorang anak pertama dari tiga bersaudara, seorang gadis duapuluhempat. Belum menemukan impiannya dan meragukan segala akses yang ada padanya. Tak pernah diberi tanggung jawab atas hidupnya untuk memilih langkah kakinya berpijak serta tak adanya kepercayaan untuk menjadi dirinya sendiri. Kau butuh contoh? Salah satunya ialah pemberian waktu dan izin yang susah didapatkan hingga aku sadar bahwa untuk menemukan pijakan lebih jauh serta menemukan hatiku berlabuh masih saja ada batasan.
Saya hanyalah Wiwi yang ingin menjadi layaknya kupu-kupu terbang indah. Memberi sejuta positif dalam hidup salah satunya pendidikan bagi anak-anak serta mengawali tumbuh kembang mereka. Aku yang telah menemukan sedikit sukmaku menjadi seorang sukarelawan pendidik namun dibatasi oleh aturan tak kepercayaan dari orang tua. Hingga membuatku takut berkata jujur pada diri sendiri dan orang lain, sulit menyampaikan masalah dan mimpi yang ingin aku bangun.
Di sini yang ingin aku sampaikan bahwa, kapasitas orang tua ialah memberi nilai dasar agama diarungi bersama pijakan positif dimana mimpinya saling beriringan. Tanpa adanya kekangan yang membuat anak menjadi peragu dan sulit menyampaikan keluh kesahnya. Orang tua beranggapan bahwa pilihan bagi anak ialah tindakan tepat tanpa disadari orang tua mengekang anak.
Saya hanyalah anak dari orang tuaku yang ingin diberi kepercayaan tanpa dibatasi untuk melakukan hal positif. Menemukan hal baik menjadi seorang manusia dalam memberikan pengaruh positif sepanjang hidupnya.
Kendari, 6 November 2021
Continue reading Si Gadis Penyelaras